Waspadai 9 Tanda Bahaya Tubuh Saat Overdosis Gula Berlebihan

Selasa, 04 November 2025 | 08:16:55 WIB
Waspadai 9 Tanda Bahaya Tubuh Saat Overdosis Gula Berlebihan

JAKARTA - Gula memiliki peran penting sebagai sumber energi untuk menjalankan aktivitas harian.

Hampir seluruh makanan dan minuman, terutama produk olahan, mengandung gula tambahan yang memberi rasa manis dan meningkatkan selera makan. Namun, kondisi ini bisa menjadi bumerang bila konsumsi gula tak terkontrol dan melebihi batas yang direkomendasikan. Tubuh akan memberikan peringatan ketika kadar gula melonjak terlalu tinggi.

Kelebihan gula bukan sekadar masalah kecil yang bisa diabaikan. Bila dibiarkan, tubuh akan mengalami perubahan yang dapat berujung pada penyakit kronis seperti diabetes, tekanan darah tinggi, hingga gangguan kardiovaskular. Memperhatikan setiap gejalanya menjadi cara penting untuk melindungi kesehatan sebelum kerusakan lebih parah terjadi.

Menurut ketentuan Kementerian Kesehatan, batas konsumsi gula harian yang aman adalah 50 gram per hari, setara empat sendok makan. Melewati angka ini secara rutin menyebabkan penumpukan glukosa yang berpotensi memicu komplikasi. Karena itu, penting untuk mengetahui tanda-tanda tubuh ketika overdosis gula mulai terjadi.

Gangguan Cairan Tubuh dan Perubahan Nafsu Makan

Jika tubuh mengeluarkan glukosa berlebih melalui urin, seseorang dapat mengalami rasa haus ekstrem dan frekuensi buang air kecil meningkat. Everyday Health menjelaskan bahwa ginjal bekerja ekstra keras untuk membuang gula berlebih tersebut, sehingga tubuh menarik lebih banyak cairan dan menyebabkan dehidrasi.

Selain itu, tubuh dapat memberikan sinyal berupa perubahan nafsu makan dan berat badan. Mudah lapar meski berat badan menurun adalah tanda khas gula darah tinggi. Menurut catatan Cleveland Clinic, tubuh tidak mendapatkan energi yang dibutuhkan dari glukosa, sehingga mulai memecah otot dan lemak.

Ahli Diet Lori Zanini menjelaskan:

“Hal ini disebabkan oleh tubuh yang tidak mendapat energi dari sumber yang diinginkan. Dengan demikian, energi beralih ke otot dan lemak.”

Ia menambahkan:

“Saat tubuh mulai memecah otot dan lemak untuk menghasilkan energi, Anda mengalami penurunan berat badan yang tidak sehat.”

Keluhan lain yang mengikuti adalah tubuh mudah lemah, otot kehilangan tenaga, hingga lebih mudah mengalami jatuh.

Rasa Lelah Berlebih dan Gangguan Visual

Rasa sering kelelahan tanpa sebab jelas juga merupakan tanda utama. Ketika insulin tidak bekerja maksimal, gula tetap berada dalam darah dan tidak dapat masuk ke dalam sel untuk digunakan sebagai energi. Ini membuat tubuh terasa lemas sepanjang waktu meski asupan makanan cukup.

Peningkatan gula darah juga berdampak pada penglihatan. Menurut National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases (NIDDK), tingginya kadar glukosa dapat menyebabkan cairan bocor ke dalam lensa mata dan membuat lensa membengkak. Akibatnya:

-Penglihatan menjadi buram

-Sulit fokus

-Sakit kepala lebih sering muncul

Gejala ini bisa bersifat sementara namun akan terus muncul jika kadar gula tidak terkontrol.

Masalah pada Kulit, Saraf, dan Penyembuhan Luka

Kerusakan saraf sebagai dampak gula tinggi kerap ditandai dengan gejala kesemutan, mati rasa, atau nyeri terutama di kaki dan tangan. Everyday Health menyebut kondisi ini sebagai neuropati diabetik yang sering memburuk di malam hari.

Di sisi lain, luka yang sulit sembuh juga patut diwaspadai. NIDDK menemukan bahwa aliran darah yang terganggu akibat diabetes memperlambat perbaikan jaringan. Luka ringan dapat berkembang menjadi infeksi serius hingga berisiko amputasi jika tidak ditangani dengan baik.

Sinyal lain yang tampak pada permukaan kulit adalah penebalan dan penggelapan warna kulit, khususnya di area leher bagian belakang, ketiak, tangan, atau wajah. American Diabetes Association (ADA) menyatakan bahwa perubahan kulit ini bisa menandakan resistensi insulin yang harus segera diperhatikan.

Sering Mengalami Infeksi Jamur dan Gangguan Mulut

Kondisi hiperglikemia atau tingginya gula darah meningkatkan risiko infeksi jamur. ADA menyebut area genital sebagai lokasi yang paling rentan, terutama karena candida albicans berkembang pesat ketika kadar glukosa tinggi.

Centers for Disease Control and Prevention (CDC) menegaskan bahwa perempuan yang terinfeksi jamur dapat mengalami:

-Vagina gatal atau nyeri

-Rasa perih saat buang air kecil

-Nyeri saat berhubungan seksual

-Keputihan tidak normal, lebih kental dan pekat

Ahli Endokrinologi Rail Bandukwala menjelaskan:

“Ragi memakan glukosa, dan jika gula darah Anda tinggi, maka lebih banyak glukosa di saluran kemih.”

Mulut juga dapat terdampak. Penyakit gusi sering terjadi karena glukosa dalam air liur yang tinggi memberi makanan bagi bakteri penyebab plak. Menurut Mayo Clinic, komplikasi ini bisa berkembang menjadi periodontitis, yang memicu gigi goyang atau bahkan tanggal.

Daftar Tanda Tubuh Kelebihan Gula

Sering haus berlebihan dan sering buang air kecil

Mudah lapar meski berat badan menurun

Tubuh terasa lelah berkepanjangan

Penglihatan kabur dan sering sakit kepala

Luka sulit sembuh dan rentan terinfeksi

Kesemutan atau mati rasa di kaki dan tangan

Kulit menggelap atau menebal di area tertentu

Infeksi jamur sering muncul terutama di area genital

Gusi mudah berdarah dan rentan penyakit mulut

Kenali Sejak Dini, Kendalikan Gula dalam Tubuh

Mengenali tanda-tanda overdosis gula merupakan langkah penting menjaga kesehatan. Jika tubuh sudah memberi sinyal di atas, segera lakukan pemeriksaan dan ubah gaya hidup menjadi lebih sehat. Mengurangi asupan gula tambahan, banyak minum air putih, serta melakukan kontrol rutin gula darah dapat membantu mencegah komplikasi yang tidak diinginkan.

Terkini